Auditor memegang peran krusial dalam memastikan integritas laporan keuangan dan memberikan keyakinan kepada stakeholders mengenai keandalan informasi keuangan yang disajikan oleh suatu entitas. Untuk menjadi seorang auditor yang kompeten, terdapat beberapa syarat dan kualifikasi yang harus dipenuhi. Yuk simak persyaratannya!

  Beberapa syarat utama untuk menjadi seorang auditor, antara lain:

1. Paham tentang Prinsip Akuntansi dan Auditing

   Seorang auditor harus memiliki pemahaman yang kuat tentang prinsip-prinsip akuntansi dan standar auditing. Hal ini mencakup pengetahuan tentang Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) atau International Financial Reporting Standards (IFRS) serta standar auditing seperti Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) atau International Standards on Auditing (ISA). Pemahaman ini diperlukan untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku, dan apakah prosedur audit telah dilaksanakan dengan benar.

2. Memiliki Keterampilan Analitis dan Kritis

   Auditor harus memiliki kemampuan analitis yang kuat untuk mengevaluasi bukti audit, mengidentifikasi resiko, dan menarik kesimpulan yang tepat. Keterampilan ini termasuk kemampuan untuk menganalisis data keuangan, mengidentifikasi ketidakberesan, dan menilai kecukupan pengendalian internal suatu entitas. Selain itu, auditor juga harus mampu berpikir kritis dalam mengevaluasi bukti dan membuat pertimbangan profesional.

3. Memiliki Integritas dan Independensi

     Integritas dan independensi adalah dua pilar utama dalam profesi auditing. Auditor harus menjaga independensinya, baik secara faktual maupun dalam penampilan, untuk memastikan bahwa opini yang diberikan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau pihak lain. Integritas juga diperlukan untuk memastikan bahwa auditor bertindak jujur, objektif, dan etis dalam melaksanakan tugasnya.

4. Memiliki Pengetahuan tentang Lingkungan Bisnis dan Industri

     Auditor harus memahami lingkungan bisnis dan industri tempat klien beroperasi. Pengetahuan ini membantu auditor dalam mengidentifikasi resiko spesifik yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan klien. Misalnya, auditor yang bekerja di industri perbankan harus memahami regulasi dan praktek khusus yang berlaku di sektor tersebut.

5. Memiliki Keterampilan Komunikasi yang Baik

    Keterampilan komunikasi, baik lisan maupun tulisan, sangat penting bagi auditor. Auditor harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan klien, tim audit, dan stakeholders lainnya. Hal ini termasuk kemampuan untuk menyusun laporan audit yang jelas dan ringkas, serta menjelaskan temuan audit kepada pihak yang tidak memiliki latar belakang akuntansi.

6. Paham tentang Teknologi Informasi

    Pada era digital, auditor harus memiliki pemahaman tentang teknologi informasi (TI) dan sistem informasi yang digunakan oleh klien. Hal ini mencakup pengetahuan tentang sistem pengendalian internal berbasis TI, audit berbantuan komputer (Computer-Assisted Audit Techniques/CAATs), serta resiko cyber yang mungkin mempengaruhi integritas data keuangan.

7. Memiliki Sertifikasi Profesional

    Untuk menjadi auditor yang diakui secara profesional, seseorang biasanya harus memiliki sertifikasi seperti Certified Public Accountant (CPA) atau sertifikasi sejenis yang diakui di negara tempat mereka berpraktik. Sertifikasi ini menunjukkan bahwa auditor telah memenuhi persyaratan pendidikan, pengalaman, dan ujian yang ketat.

8. Berpengalaman dalam Praktek di Lapangan

    Pengalaman praktek merupakan syarat penting untuk menjadi auditor yang kompeten.  Pengalaman di lapangan penting dalam mengembangkan keterampilan audit, karena membantu auditor untuk memahami kompleksitas praktis dari proses audit dan mengasah kemampuan mereka dalam mengidentifikasi dan menangani masalah audit.

9. Patuh terhadap Standar Etika Profesional

    Auditor harus mematuhi standar etika profesional yang ditetapkan oleh badan pengatur seperti American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) atau International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA). Standar ini mencakup prinsip-prinsip seperti integritas, objektivitas, kerahasiaan, dan perilaku profesional.

10. Mampu Bekerja dalam Tim

      Seringnya audit dilakukan dalam tim, sehingga kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain sangat penting. Auditor harus mampu berkolaborasi dengan anggota tim, berbagi pengetahuan, dan mendukung pencapaian tujuan bersama.

   Menjadi auditor yang kompeten memerlukan kombinasi antara pengetahuan teknis, keterampilan analitis, integritas, dan pengalaman praktek. Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, seorang auditor dapat memberikan nilai tambah bagi klien dan stakeholders melalui opini audit yang andal dan independen.

Referensi: 

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2020). Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach (17th ed.). Pearson Education. 

Note: Mahasiswa Program Studi Akuntansi UBAYA mempelajari materi tentang audit dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntan I dan Pemeriksaan Akuntan II. 

❮ ❯

×

Facebook

WhatsApp

X

LinkedIn

Copy Link