Karakteristik CEO dan Pengaruhnya terhadap Manajemen Laba di Indonesia
21 Mei 2025
74
Suka
CEO sebagai pemimpin tertinggi dalam perusahaan memainkan peran kunci dalam pengambilan keputusan strategis dan pelaporan keuangan. Di tengah meningkatnya perhatian terhadap integritas laporan keuangan perusahaan di Indonesia, dosen Akuntansi UBAYA, Dr. Rizky Eriandani, S.E., M.Ak., melakukan penelitian untuk menguji bagaimana karakteristik CEO, seperti gender, masa jabatan, dan pergantian posisi, mempengaruhi praktek manajemen laba pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2017 hingga 2019.
Penelitian tersebut menggunakan 744 sampel perusahaan non-keuangan dengan metode regresi data panel dan model efek acak untuk menguji hubungan antara karakteristik CEO dan manajemen laba yang diproksikan melalui discretionary accruals. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak semua karakteristik CEO mempengaruhi praktek manajemen laba secara signifikan.
Keberadaan CEO perempuan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap praktek manajemen laba. Hal ini bertentangan dengan sebagian literatur yang menyatakan bahwa CEO perempuan cenderung lebih konservatif dan etis. Peneliti menduga bahwa tekanan dari pihak eksternal dapat mempengaruhi pengambilan keputusan CEO perempuan, sehingga mengurangi pengaruh positif dari karakteristik gender mereka dalam pelaporan keuangan.
Masa jabatan CEO (tenure) juga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Meskipun literatur sebelumnya menyebutkan bahwa CEO dengan masa jabatan yang panjang memiliki kecenderungan untuk lebih fokus pada pertumbuhan dan stabilitas jangka panjang, dalam konteks Indonesia, hasilnya menunjukkan bahwa baik CEO baru maupun lama cenderung tidak menggunakan masa jabatan mereka sebagai dasar untuk melakukan atau menahan diri dari manajemen laba.
Temuan yang signifikan muncul pada variabel pergantian CEO (CEO turnover). Perusahaan yang mengalami pergantian CEO menunjukkan kecenderungan lebih tinggi untuk melakukan manajemen laba. Hal ini konsisten dengan praktek “earnings bath” yang dilakukan oleh CEO baru, yaitu upaya untuk menurunkan laba pada awal masa jabatan guna menyalahkan kinerja CEO sebelumnya dan menurunkan ekspektasi pada masa mendatang.
Dua variabel kontrol yakni ukuran perusahaan (firm size) dan Return on Assets (ROA) juga memiliki pengaruh signifikan. Ukuran perusahaan menunjukkan hubungan negatif terhadap manajemen laba, menandakan bahwa perusahaan besar cenderung memiliki sistem pengendalian internal yang lebih kuat. Sementara ROA memiliki pengaruh positif, menunjukkan bahwa laba yang tinggi dapat mendorong manajemen untuk melakukan manipulasi demi mempertahankan citra positif perusahaan.
Variabel lain seperti usia perusahaan, leverage, dan rasio Market-to-Book tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap praktek manajemen laba. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak semua karakteristik keuangan atau struktural perusahaan mampu menjelaskan perilaku manajemen dalam mengatur laporan keuangannya.
Dari tiga karakteristik utama CEO yang diuji, hanya pergantian CEO yang memiliki pengaruh signifikan terhadap praktek manajemen laba di perusahaan non-keuangan di Indonesia. Pemegang saham dan dewan komisaris perlu mempertimbangkan dinamika manajemen puncak saat menilai resiko manipulasi laporan keuangan. Kedepannya, perhatian lebih perlu diberikan pada masa transisi kepemimpinan perusahaan sebagai periode yang rentan terhadap praktek manipulatif, serta memperkuat tata kelola perusahaan untuk meminimalkan resiko tersebut.
*Note:
Ulasan di atas merupakan rangkuman dari:
Amelia, & Eriandani, R. (2021). CEO characteristics and earnings management: Evidence from Indonesia. Journal of Management and Business, 20(2), 141–153.
SPT PPh OP: Panduan Lengkap untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
11 April 2025
Mengenal Coretax: Sistem Administrasi Perpajakan Modern di Indonesia
10 April 2025
Ingin Menjadi Seorang Auditor? Simak Persyaratannya!
10 April 2025
Akuntansi UBAYA Berkomitmen Membekali Mahasiswa Dengan Pelaporan Berkelanjutan
09 April 2025
judul2025-04-09 16:02:33
09 April 2025
Kenapa Sih Akuntansi Biaya Penting dalam Pengambilan Keputusan Manajerial?
26 Maret 2025
Belajar Coretax Bersama Ahlinya: Kolaborasi Akuntansi UBAYA Dengan WiN Partners dan Tax Academy Indonesia
26 Maret 2025
Akuntansi UBAYA Berhasil Meraih TOP 5 dalam Perlombaan CFA Institute Research Challenge 2025
26 Maret 2025
Dari Data ke Keputusan: Peran Sistem Informasi Akuntansi dalam Bisnis
24 Maret 2025
Akuntansi UBAYA Kembali Berprestasi di Lomba Karya Tulis Ilmiah eLKTIA 2025
24 Maret 2025
Yuk Kenali Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik
21 Maret 2025
Mengenal Cloud Accounting: Solusi Modern untuk Manajemen Keuangan Bisnis
19 Maret 2025
Metafora Kuda Troya dan Akuntansi Inovasi: Meningkatkan Nilai Bisnis dengan TikTok
17 Maret 2025
Blockchain Untuk Akuntansi: Meningkatkan Efisiensi dan Kepercayaan dalam Transaksi
17 Maret 2025
Peran Faktor Psikologis dalam Tindakan Fraud: Menentang Konsep Fraud Triangle
10 Maret 2025
Mengoptimalkan Logistik, Bisnis, dan Akuntansi di Era Digital: Peran Internet of Things (IoT) dalam Bisnis dan Akuntansi
09 Maret 2025
Kolaborasi Program Doktor Akuntansi UBAYA dan Valahia University of Targoviste, Romania: Pelatihan Analisis dan Visualisasi Data oleh Dosen Akuntansi UBAYA
04 Maret 2025
Memahami Accrued dan Deferred dalam Akuntansi: Prinsip Dasar Dalam Pembuatan Jurnal Penyesuaian
04 Maret 2025
Dampak dan Implikasi dari Corporate Action bagi Investor
04 Maret 2025
Job Costing vs Process Costing: Perbedaan, Contoh, dan Aplikasi dalam Akuntansi Biaya
04 Maret 2025
Mengenal Jurnal Umum dan Jurnal Khusus: Perbedaan, Fungsi, dan Cara Memaksimalkan Penggunaannya