Membangun Harmoni Antara Pekerjaan dan Kehidupan: Studi pada Profesi Akuntan
25 September 2025
9
Suka
Seringnya, profesi akuntan identik dengan pekerjaan yang padat, penuh tekanan, dan batas waktu yang ketat. Tak jarang, hal ini menyebabkan stres yang tinggi, kelelahan, dan burnout. Dosen Akuntansi UBAYA, Prof. Drs. ec Sujoko Efferin, M. Com (Hons), M.A., Ph.D, melakukan penelitian yang menyoroti pentingnya konsep work life harmony daripada work life balance bagi akuntan. Harmoni dianggap lebih realistis karena setiap orang memiliki komposisi yang berbeda dalam mengatur pekerjaan dan kehidupan personal. Penelitian ini menekankan peran nilai organisasi dan aktivitas pemberdayaan untuk membantu akuntan mencapai harmoni tersebut, dengan studi kasus pada PT S, sebuah perusahaan konsultan akuntansi dan manajemen.
Lingkungan Kerja Sebagai “Rumah”
PT S membangun kultur organisasi yang menekankan nilai kekeluargaan. Para akuntan menggambarkan kantor bukan hanya tempat kerja, namun “rumah kedua” yang memberi rasa nyaman dan kebersamaan. Tidak ada persaingan yang tidak sehat, namun semangat saling mendukung. Nilai-nilai seperti home, teamwork, helpful, dan sincere menjadi pondasi yang membuat karyawan lebih rileks menghadapi tekanan kerja. Hal ini membuktikan bahwa iklim organisasi yang kondusif dapat menjadi modal penting untuk menumbuhkan harmoni dalam kehidupan kerja.
Nilai Organisasi Sebagai Panduan Hidup
Visi PT S bukan sekadar terkait keberlanjutan bisnis, namun juga membangun komunitas yang produktif dan peduli. Nilai strive to excell mendorong akuntan untuk terus berkembang melalui pelatihan, sementara nilai priority dan persistence menekankan disiplin dalam menyusun rencana kerja dan ketekunan untuk menyelesaikan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar diinternalisasi dalam aktivitas sehari-hari, baik oleh karyawan maupun pimpinan. Hasilnya, karyawan mampu memaknai pekerjaan bukan sekadar kewajiban finansial, melainkan karya yang berarti.
Aktivitas Pemberdayaan yang Nyata
PT S menerjemahkan nilai organisasi ke berbagai aktivitas pemberdayaan karyawan. Program-program seperti pertemuan rutin dengan manajemen, training berkala, acara kebersamaan, fleksibilitas jam kerja, hingga konseling psikologis dirancang untuk mendukung kesejahteraan fisik, psikologis, dan spiritual karyawan. Tidak hanya itu, program “Becoming S” dan “Developing S” diberikan bagi karyawan baru dan supervisor agar dapat lebih mengenal visi perusahaan dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan. Aktivitas-aktivitas ini terbukti membantu akuntan memiliki kendali lebih besar dalam hidupnya.
Work Life Conflict Tetap Ada
Meski berbagai program sudah disediakan, konflik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi tidak dapat dihindari sepenuhnya. Akuntan tetap menghadapi lembur, perjalanan dinas panjang, hingga dilema antara pekerjaan dan keluarga. Namun, fleksibilitas kebijakan perusahaan, seperti izin tiga jam tanpa pemotongan cuti dan libur akhir pekan, memberi ruang bagi karyawan untuk menjaga keseimbangan. Dukungan keluarga juga menjadi faktor penting untuk melengkapi upaya yang dilakukan organisasi.
Penerapan Konsep Total Leadership
Menariknya, sebagian besar aktivitas pemberdayaan di PT S sesuai dengan konsep Total Leadership dari Friedman dan Westring. Program seperti olahraga bersama, review periodik, hingga proyek khusus mendorong karyawan untuk merefleksikan diri, merencanakan masa depan, berinovasi, dan menjaga kesehatan fisik maupun spiritual. Dengan demikian, pemberdayaan bukan sekedar fasilitas, namun proses yang membangun kesadaran diri dan kemandirian akuntan dalam mengelola peran hidupnya.
Harmoni sebagai Perjalanan, Bukan Tujuan Akhir
Hasil wawancara menunjukkan bahwa harmoni tidak pernah benar-benar “selesai” dicapai, namun sebuah proses berkelanjutan. Seperti yang ditegaskan oleh manajemen PT S, harmoni harus diyakini, dihidupi, dan terus diperjuangkan. Organisasi dapat memberikan dukungan, namun pada titik tertentu, yang menentukan apakah harmoni itu bisa dirasakan adalah motivasi intrinsik dari akuntan.
Dampak Nyata terhadap Kesejahteraan Akuntan
Penerapan nilai organisasi dan aktivitas pemberdayaan terbukti meningkatkan subjective well-being dan psychological well-being akuntan. Mereka merasa lebih bahagia, damai, dan dapat menyalurkan energi positif, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi. Selain itu, hubungan dengan klien menjadi lebih hangat karena akuntan dapat bekerja dengan tulus dan penuh makna.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pencapaian work life harmony bagi akuntan tidak cukup hanya bergantung pada kebijakan perusahaan yang seragam. Nilai organisasi yang kuat, dikombinasikan dengan aktivitas pemberdayaan yang nyata, dapat membantu akuntan menemukan makna dan kendali atas hidup mereka. Namun, harmoni sejati tetap bergantung pada motivasi intrinsik seseorang untuk terus menyeimbangkan prioritas hidupnya. Dengan demikian, work life harmony bukan tujuan akhir, namun sebuah perjalanan panjang yang harus dihidupi setiap hari oleh para akuntan.
*Note:
Ulasan diatas merupakan rangkuman dari:
Yessica., Efferin, Sujoko. (2022). WORK LIFE HARMONY AKUNTAN: KAPAN DAN MENGAPA? Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan.
SPT PPh OP: Panduan Lengkap untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
11 April 2025
Mengenal Coretax: Sistem Administrasi Perpajakan Modern di Indonesia
10 April 2025
Ingin Menjadi Seorang Auditor? Simak Persyaratannya!
10 April 2025
Akuntansi UBAYA Berkomitmen Membekali Mahasiswa Dengan Pelaporan Berkelanjutan
09 April 2025
judul2025-04-09 16:02:33
09 April 2025
Kenapa Sih Akuntansi Biaya Penting dalam Pengambilan Keputusan Manajerial?
26 Maret 2025
Belajar Coretax Bersama Ahlinya: Kolaborasi Akuntansi UBAYA Dengan WiN Partners dan Tax Academy Indonesia
26 Maret 2025
Akuntansi UBAYA Berhasil Meraih TOP 5 dalam Perlombaan CFA Institute Research Challenge 2025
26 Maret 2025
Dari Data ke Keputusan: Peran Sistem Informasi Akuntansi dalam Bisnis
24 Maret 2025
Akuntansi UBAYA Kembali Berprestasi di Lomba Karya Tulis Ilmiah eLKTIA 2025
24 Maret 2025
Yuk Kenali Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik
21 Maret 2025
Mengenal Cloud Accounting: Solusi Modern untuk Manajemen Keuangan Bisnis
19 Maret 2025
Metafora Kuda Troya dan Akuntansi Inovasi: Meningkatkan Nilai Bisnis dengan TikTok
17 Maret 2025
Blockchain Untuk Akuntansi: Meningkatkan Efisiensi dan Kepercayaan dalam Transaksi
17 Maret 2025
Peran Faktor Psikologis dalam Tindakan Fraud: Menentang Konsep Fraud Triangle
10 Maret 2025
Mengoptimalkan Logistik, Bisnis, dan Akuntansi di Era Digital: Peran Internet of Things (IoT) dalam Bisnis dan Akuntansi
09 Maret 2025
Kolaborasi Program Doktor Akuntansi UBAYA dan Valahia University of Targoviste, Romania: Pelatihan Analisis dan Visualisasi Data oleh Dosen Akuntansi UBAYA
04 Maret 2025
Memahami Accrued dan Deferred dalam Akuntansi: Prinsip Dasar Dalam Pembuatan Jurnal Penyesuaian
04 Maret 2025
Dampak dan Implikasi dari Corporate Action bagi Investor
04 Maret 2025
Job Costing vs Process Costing: Perbedaan, Contoh, dan Aplikasi dalam Akuntansi Biaya
04 Maret 2025
Mengenal Jurnal Umum dan Jurnal Khusus: Perbedaan, Fungsi, dan Cara Memaksimalkan Penggunaannya