Jepang merupakan salah satu negara dengan ekonomi yang kuat, hal ini membuat pemahaman tentang sistem akuntansi dan praktiknya menjadi sangat penting. Akan tetapi yang menarik adalah jepang berhasil membentuk ulang struktur ekonomi dan akuntansi nya dengan cara yang unik.
Melalui artikel ini, kamu akan mengetahui struktur dan ciri khas sistem akuntansi di jepang. Selain itu, artikel ini membantu kamu menjelaskan bagaimana budaya, sejarah, dan ekonomi dapat memengaruhi standar pelaporan keuangan di Jepang.
Standar dan Regulasi Akuntansi
Sudah lebih dari satu abad sistem ekonomi jepang berubah dari semula feodal (Periode Edo) ber transisi ke kapitalis (Periode Meiji) yang ditandai dari masuknya double-entry bookkeeping dari Eropa. Namun, setelah perang dunia kedua, adopsi prinsip Amerika Serikat menjadi populer di Jepang yang lebih berbasis pada transparansi dan orientasi pasar.
Hal ini membuat Jepang menggunakan standar lokal yang dikenal sebagai J-GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) dan dalam beberapa tahun terakhir Jepang juga mulai membuka diri terhadap standar internasional dengan menyediakan opsi penggunaan IFRS (International Financial Reporting Standards) dan Modified IFRS (J-IFRS) bagi perusahaan tertentu.
Alih-alih mengadopsi penuh GAAP dan IFRS, Jepang tetap ingin mempertahankan konservatif dan stabilitas nasional sehingga sebenarnya masih memiliki beberapa perbedaaan. Hal ini dapat dilihat dimana Jepang lebih berorientasi pada kreditor dibandingkan dengan GAAP dan IFRS yang berorientasi pada investor. Selain itu dari segi pendapatan, Jepang cenderung mengutamakan stabilitas dibandingkan nilai wajar yang menjadi ciri IFRS. Pendekatan multi-standard Jepang menunjukkan upaya menyeimbangkan kebutuhan global dan kepentingan nasional.
Budaya Keiretsu
Selain sejarah Akuntansi yang menarik, jepang juga dikenal memiliki masyarakat dengan akar budaya yang kuat dan sosialisasi yang tinggi antar masyarakat. Hal ini tercermin dari budaya keiretsu dimana Perusahaan Jepang yang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain. Alih-alih menjaga jarak dengan orang lain, bekerja sama diyakini saling menguntungkan dan terbukti masih menjadi bagian penting dari ekonomi.
Lembaga dan Prinsip
Sejak 2001, Dewan Standar Akuntansi Jepang (ASBJ) menjadi lembaga yang bertanggung jawab atas penyusunan standar akuntansi di Jepang dan lembaga pengawas Lembaga Akuntansi Keuangan atau Financial Accounting Standards Foundation (FASF). Regulasi akuntansi didasari oleh tiga sistem hukum akuntansi segitiga yaitu akuntansi komersial, akuntansi Pajak, dan akuntansi pasar modal. Peran akuntansi segitiga ini ditujukan baik untuk kepentingan kreditur, debitur, dan juga pemerintah.
Akuntansi jepang dilandasi oleh tujuh prinsip antara lain, pelaporan yang adil, pembukuan yang teratur, konsistensi, berhati-hati, berdasar pada fakta akuntansi yang andal, dan perbedaan surplus modal dengan surplus yang diperoleh. Dengan cara menerapkan tujuh prinsip ini Jepang berhasil membuktikan bahwa implementasi nilai internasional tidaklah harus diadopsi sepenuhnya, melainkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi suatu negara dan Jepang dengan baik berhasil membuktikannya.
Jika kamu tertarik dengan Akuntansi, Program Akuntansi Universitas Surabaya adalah pilihan terbaik. Yuk, daftar dan tunjukan potensi terbaik mu di Universitas Surabaya.