Masuk / Daftar
02 Juni 2025
Dalam dunia bisnis modern, kualitas audit menjadi pilar penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap laporan keuangan perusahaan. Kualitas audit yang baik mencerminkan kredibilitas laporan keuangan, meningkatkan kepercayaan investor, dan melindungi kepentingan pemegang saham. Oleh karena itu, pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit sangat krusial. Dosen Akuntansi UBAYA, Dr. Senny Harindahyani, S.E., M.Ak., Ak., CA., melakukan penelitian untuk mengungkap pengaruh pengalaman kerja, integritas, objektivitas, dan kompetensi terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik (KAP), khususnya di Surabaya.
Pengalaman Kerja: Fondasi Profesionalisme Auditor
Temuan pertama dari penelitian tersebut adalah pengalaman kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Auditor dengan pengalaman kerja yang lebih panjang cenderung memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai berbagai jenis entitas bisnis, metode audit, dan potensi resiko yang mungkin muncul dalam laporan keuangan. Hal ini memberi mereka kemampuan untuk membuat pertimbangan profesional yang lebih tepat dalam proses audit. Dengan kata lain, semakin berpengalaman seorang auditor, semakin tinggi kemungkinan hasil audit yang berkualitas.
Integritas: Pilar Kepercayaan Publik
Integritas terbukti menjadi faktor penting kedua yang mempengaruhi kualitas audit. Auditor yang memiliki integritas tinggi akan bersikap jujur, transparan, dan berani menyatakan temuan audit tanpa tekanan dari pihak luar. Penelitian ini menekankan bahwa moralitas dan karakter yang kuat sangat dibutuhkan agar auditor dapat menjaga objektivitas dalam situasi apa pun, termasuk ketika menemukan indikasi kecurangan. Dengan integritas yang kuat, auditor dapat menghasilkan laporan yang dapat dipercaya dan tidak berpihak.
Objektivitas: Tidak Selalu Memberikan Dampak
Berbeda dengan hipotesis awal, penelitian tersebut menemukan bahwa objektivitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Meskipun demikian, ada korelasi positif yang teridentifikasi. Salah satu alasan utama yang diungkapkan adalah mayoritas responden berasal dari tingkat junior auditor yang masih berada di bawah pengawasan ketat. Posisi ini membuat mereka rentan terhadap tekanan dari atasan atau klien, sehingga penerapan prinsip objektivitas belum sepenuhnya mandiri.
Kompetensi: Antara Pengetahuan dan Pengaruh Nyata
Temuan menarik lainnya adalah bahwa kompetensi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Padahal, seperti yang disebutkan di dalam teori, kompetensi yang mencakup pengetahuan dan keterampilan teknis, seharusnya meningkatkan akurasi hasil audit. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah sebagian besar responden dalam penelitian tersebut masih berada pada tingkat junior dan memiliki pengalaman kerja di bawah tiga tahun. Dengan demikian, meski mereka memiliki pengetahuan teoritis, kurangnya jam terbang membuat kompetensinya belum terimplementasi secara optimal dalam praktek audit.
Komposisi Responden: Dominasi Auditor Junior
Dalam penelitian tersebut, sebanyak 60 auditor dari 41 KAP di Surabaya menjadi responden. Mayoritas dari mereka berusia 20-30 tahun, berpendidikan S1, dan menduduki posisi junior. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian sangat dipengaruhi oleh sudut pandang auditor muda yang baru memasuki dunia profesional. Maka, tidak mengherankan jika pengalaman dan integritas lebih berperan dibandingkan objektivitas dan kompetensi yang belum sepenuhnya terbentuk pada tahap awal karier.
Kualitas Audit bagi Peserta Magang di KAP
Pemahaman mengenai kualitas audit penting bagi peserta magang di Kantor Akuntan Publik, karena merupakan bagian dari pembentukan karakter profesional sejak dini. Di mata KAP, kualitas audit mencerminkan standar kerja, etika, dan keandalan hasil pekerjaan tim audit secara keseluruhan. Oleh karena itu, peserta magang pun ikut dilibatkan dalam proses pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai integritas, ketelitian, dan kepatuhan terhadap standar audit.
Magang di KAP memberi kesempatan bagi mahasiswa atau calon auditor untuk memahami bagaimana pengalaman kerja yang nyata dapat mempengaruhi kualitas audit, sebagaimana ditemukan dalam penelitian. Dalam prakteknya, peserta magang akan melihat langsung bagaimana senior auditor menangani tekanan dari klien, bagaimana proses dokumentasi dilakukan secara sistematis, serta bagaimana komunikasi dalam tim menentukan efektivitas audit. Meskipun peran mereka masih terbatas, peserta magang secara bertahap mulai belajar pentingnya independensi dan profesionalisme sejak hari pertama.
Implikasi Bagi Kantor Akuntan Publik
Untuk meningkatkan kualitas audit secara keseluruhan, pimpinan KAP perlu fokus dalam membina integritas dan memperbanyak peluang pengalaman praktis bagi auditor muda. Di sisi lain, pengembangan kompetensi juga tidak boleh diabaikan. Perlu adanya pelatihan berkelanjutan dan program mentoring untuk mempercepat proses pembelajaran auditor junior.
Pengalaman kerja dan integritas adalah dua faktor utama yang secara signifikan meningkatkan kualitas audit. Sebaliknya, objektivitas dan kompetensi, meskipun penting secara teori, belum menunjukkan dampak nyata dalam konteks responden yang mayoritasnya adalah auditor pemula. Oleh karena itu, untuk mencapai audit yang berkualitas tinggi, kantor akuntan publik harus membangun budaya kerja yang menjunjung tinggi integritas, serta menyediakan pengalaman audit yang luas dan mendalam bagi auditor di semua tingkat.
*Note:
Ulasan di atas merupakan rangkuman dari:
Sagita, S., & Harindahyani, S. (2020). Influence of work experience, integrity, objectivity and competence toward audit quality at public accounting firm in Surabaya. CALYPTRA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 8(2), 2016–2027.
Download full artikel:
Populer