Rupiah Terus Melemah! Kenali Penyebab, Dampak, dan Strategi Menghadapi
01 Oktober 2025
8
Suka
Dilansir dari data Bloomberg per tanggal 1 Oktober 2025 (11:36 WIB) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menembus angka Rp 16.700. Angka ini cukup mengkhawatirkan karena dalam 10 tahun terakhir, Indonesia sudah kehilangan hampir 3% nilai nya per tahun (Ngomongin Uang, 2025) yang pada 2025 masih bernilai Rp 12.413 (Google Finance & Yahoo Finance). Ketika rupiah melemah terhadap mata uang asing, khususnya dolar Amerika Serikat (USD), banyak sektor terdampak, mulai dari perdagangan, investasi, hingga daya beli masyarakat.
Penyebab dari melemahnya rupiah disebabkan oleh menurunnya permintaan dunia terhadap mata uang RI ini, beberapa faktor yang menjadi penyebab antara lain; perdagangan ekspor yang sebagian besar masih menggunakan dolar amerika, inflasi yang menyebabkan pelemahan rupiah, lalu kerjasama dan investasi luar negeri yang menurun, contohnya seperti Nvidia, BYD dan LG yang batal melakukan investasi di RI serta fenomena investor asing yang menarik diri akibat IHSG mengalami ketidakstabilan nilai. Jika hal ini terus berlanjut, dampak negatif dapat dirasakan hampir di semua kalangan mulai dari harga produk impor yang mengalami kenaikan terus menerus sehingga berdampak pada inflasi hingga beban utang luar negeri dalam dolar menjadi semakin berat.
Oleh karena itu, untuk menghadapi pelemahan rupiah, diperlukan langkah strategis dari berbagai pihak. Pemerintah dapat menjaga stabilitas moneter melalui kebijakan suku bunga, intervensi pasar, serta mendorong ekspor agar cadangan devisa semakin kuat. Dunia usaha perlu beradaptasi dengan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor, memanfaatkan bahan lokal, serta menggunakan instrumen lindung nilai (hedging) untuk mengurangi risiko fluktuasi kurs. Sementara itu, masyarakat dapat berperan dengan bijak dalam mengonsumsi barang impor dan mengalihkan investasinya pada instrumen yang lebih aman. Dengan sinergi ketiga pihak, dampak negatif pelemahan rupiah dapat ditekan sekaligus membuka peluang baru bagi perekonomian nasional.
SPT PPh OP: Panduan Lengkap untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
11 April 2025
Mengenal Coretax: Sistem Administrasi Perpajakan Modern di Indonesia
10 April 2025
Ingin Menjadi Seorang Auditor? Simak Persyaratannya!
10 April 2025
Akuntansi UBAYA Berkomitmen Membekali Mahasiswa Dengan Pelaporan Berkelanjutan
09 April 2025
judul2025-04-09 16:02:33
09 April 2025
Kenapa Sih Akuntansi Biaya Penting dalam Pengambilan Keputusan Manajerial?
26 Maret 2025
Belajar Coretax Bersama Ahlinya: Kolaborasi Akuntansi UBAYA Dengan WiN Partners dan Tax Academy Indonesia
26 Maret 2025
Akuntansi UBAYA Berhasil Meraih TOP 5 dalam Perlombaan CFA Institute Research Challenge 2025
26 Maret 2025
Dari Data ke Keputusan: Peran Sistem Informasi Akuntansi dalam Bisnis
24 Maret 2025
Akuntansi UBAYA Kembali Berprestasi di Lomba Karya Tulis Ilmiah eLKTIA 2025
24 Maret 2025
Yuk Kenali Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik
21 Maret 2025
Mengenal Cloud Accounting: Solusi Modern untuk Manajemen Keuangan Bisnis
19 Maret 2025
Metafora Kuda Troya dan Akuntansi Inovasi: Meningkatkan Nilai Bisnis dengan TikTok
17 Maret 2025
Blockchain Untuk Akuntansi: Meningkatkan Efisiensi dan Kepercayaan dalam Transaksi
17 Maret 2025
Peran Faktor Psikologis dalam Tindakan Fraud: Menentang Konsep Fraud Triangle
10 Maret 2025
Mengoptimalkan Logistik, Bisnis, dan Akuntansi di Era Digital: Peran Internet of Things (IoT) dalam Bisnis dan Akuntansi
09 Maret 2025
Kolaborasi Program Doktor Akuntansi UBAYA dan Valahia University of Targoviste, Romania: Pelatihan Analisis dan Visualisasi Data oleh Dosen Akuntansi UBAYA
04 Maret 2025
Memahami Accrued dan Deferred dalam Akuntansi: Prinsip Dasar Dalam Pembuatan Jurnal Penyesuaian
04 Maret 2025
Dampak dan Implikasi dari Corporate Action bagi Investor
04 Maret 2025
Job Costing vs Process Costing: Perbedaan, Contoh, dan Aplikasi dalam Akuntansi Biaya
04 Maret 2025
Mengenal Jurnal Umum dan Jurnal Khusus: Perbedaan, Fungsi, dan Cara Memaksimalkan Penggunaannya